Senin, 16 Agustus 2010

too little dick, too big drama eyucks:)

Saya tidak pernah merasa digampar dengan pertanyaan manusia, selama mereka adalah manusia. Seperti hari ini, ada pria 22 tahun yang hidupnya mungkin (mungkin!) dirasa lebih baik dari saya dan bertanya,
"Are you driving?" Then I said 'No".
"Public transport?" Then I said 'Yes".
"No car?" Then I said 'No'.
"‎​U sound exhausted." Then I said "I am. But I still should cooking first."
‎​"U need to cook?" Then I said "Cuz I need to eat."
"‎​I thought u live with ur parents? No?" Then I said "Yes I live with mum and sisters."
"Ooo."

Pertama, keadaan di mana saya harus turun-naik angkutan umum ya karena saya tidak punya kendaraan pribadi. Keluarga saya tidak punya. Dan saya tidak perlu tanggapan se-nista itu hanya karena tidak memilikinya:)
Karena, saya ikhlas akan semuanya.
Kedua, di saat saya lapar, maka saya akan makan. Walaupun harus masak sendiri karena tidak ada maid di rumah. Pria masa kinipun pasti tidak berkeberatan untuk masak:)
Karena, saya selalu suka belajar dan selalu mau berbesar hati dalam kondisi lelah sekalipun.
Ketiga, kalau semua hal tersebut memang menempel di hidup saya, rasanya tidak ada yang patut disalahkan. Saya ataupun orangtua saya.
Karena, it's all about fate. Destiny. Dan saya masih baik-baik saja:)
Keempat, saya tidak marah, kesal, sedih, atau apa:)
Karena, kamu hanya tidak tahu apa arti sebuah hidup yang saya jalani.
Dan saya harap kamu tidak akan pernah mau tahu.
Karena, saya tidak butuh kamu untuk tahu:)

Ini hidup saya. Jangan repot-repot memahaminya.
Saya dan kamu itu seperti "Saya sudah membintangi sepuluh film porno ketika kamu masih harus memegang penis kamu ketika kencing."
:)

I live with this. I deal with this. And don't even think to have some deal with me.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar