Jumat, 25 Maret 2011

setahun. dia menikah. dan saya baik-baik saja. saya masih menangis melihat status barunya. tapi percaya deh, saya baik-baik saja. dengan menangis, saya bisa merelakan banyak hal. saya bisa mengikhlaskan banyak hal. saya bisa melepaskan banyak hal. saya bisa meredam banyak hal. saya bisa belajar banyak hal.

hey, bahagia ya di sana:)

saya hanya mau saya baik-baik saja...

tuhan, sedikit lagi...

artinya : saya menjerit. setahun. dan perihnya masih banyak. kapan luka saya bisa kering dan sembuh. tuhan, tidak lagi. saya sudah tidak bisa lagi. saya tidak mampu lagi. apa harus satu tahun lagi dan saya baru akan sembuh total. saya masih menangis. saya mau mati. saya belum bisa menembus dimensi ini. saya berdiri di luar kulitnya. saya yang tidak mau berjalan. saya lumpuh. saya mati. tuhan, saya mau kekuatan sedikit lagi. tuhan, buat saya pergi dan jangan sampai kembali. tuhan, saya mulai kehilangan diri ini. lagi. dan lagi. tuhan , jangan pergi. tuhan, kembali ke sini. tuhan, saya hanya mau baik-baik saja. tuhan, tuhan, uhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan, tuhan,

Minggu, 20 Maret 2011

Pikiran saya berputar di sekitar 'hubungan-pernikahan-komitmen' sejak beberapa hari yang lalu.
Saya memang sok polos, naif, dan pura-pura tidak mau tahu, tapi beberapa waktu belakangan, saya dihadapkan dengan berbagai pilihan yang tidak main-main.
Hidup saya yang awalnya bercanda banget jadi ada di level serius.
Sumpah deh saya benar-benar takut sama yang namanya kawin. Apa perasaan saya nanti ketika harus mengucapkan janji kawin, bangun pagi melihat ada orang lain di samping saya.
Apa yang harus saya lakukan ketika pagi datang? Masak? Saya gak bisa masak, sedikitpun! Kecuali ada yang berniat bunuh diri.
Cuci baju? Saya juga belum mahir! Lalu, saya harus bangun jam berapa? Masak makan malamnya bagaimana? Grocery, apa saja yang harus saya beli? Uang dari mana kalau nanti saya belum bekerja?
Mengepel lantai dan menyapu? Aduh! Syukur-syukur kalau ada pembantu! Bagaimana nego gaji pembantu? Cari di mana sih pembantu itu?
Apa yang harus saya lakukan di siang hari sampai sore? Apa yang harus saya lakukan sebelum tidur? Terus, weekend harus ngapain?
Kalau homesick bagaimana? Nanti saya punya mobil atau tidak buat ke tempat mami? Bagaimana kalau harus tinggal di luar kota atau luar negeri? Bagaimana mengolah uang bulanan? Bagaimana kalau uangnya habis?
Bagaimana kalau nanti bertengkar? Kalau mau keluar, harus pakai baju apa? Bagaimana ketika saya sedang tidak ingin bercinta dan ia memaksa? Bagaimana kalau saya sedang tidak mood ngapa-ngapain?
Bagaimana nanti kalau kami kehabisan uang? Bagaimana kalau nanti dia selingkuh? Atau selalu cek barang-barang pribadi saya? Bagaimana nanti kalau ia meminta punya anak? Argghh!
Bagaimana kalau nanti saya mau nongkrong dengan teman-teman? Kalau kami mau party?
Saya bergidik ngeri sekarang!

Selasa, 15 Maret 2011

Ini titik rendah di dalam hidup saya. Saya mulai melihat hal kecil dan membuatnya semakin besar. Saya tidak bisa menahan melihat seorang bapak tua yang mengantri bus.
Saya tidak tahan melihat orang-orang yang memanggul barang dagangannya yang berat.
Saya tidak sanggup melihat kesusahan. Tidak saat ini, tuhan.
Saya tidak mampu menahan sedih melihat pengamen cacat.
Tuhan, boleh kah saya menyerah...
Dan saya tidak bisa lagi melihat adanya pembunuhan.
Tuhan...
Apa yang saya perlukan dan harus dilakukan...
Saya tidak sanggup melihat tukang becak yang seharian mengayuhkan kakinya.
Saya tidak mau melihat tayangan televisi...
Hal di atas menyakitkan saya...
Membunuh saya perlahan...

Sabtu, 12 Maret 2011

B

Siang tadi dia datang. Ya, bisa dibilang dengan sedikit pengorbanan. Sedikit yang sedikit sekali. Tapi saya tetap menghargainya.
Saya setengah berlari masuk ke dalam mobilnya. Kami sempat beberapa menit mencari space kosong untuk parkir.
Dia tanya kenapa saya begitu nervous hari ini. Saya hanya tersenyum dan mengalihkan pembicaraan kami dengan kalimat 'You looked weird with pink...'

Kami berciuman. Kami berpelukan. Kami berciuman. Kami berpelukan.

Kami berciuman. Lama.
Kami berpelukan. Lama.

Saya hanya tidak ingin itu terhenti.

Sampai saya mati.

Selasa, 08 Maret 2011

Perempuan-perempuanku, aku cinta kalian.

Tetap jadi perempuan yang hebat, kuat, dan rasional.

Selamat hari kita, perempuan:)

Senin, 07 Maret 2011

Saat ini, saya tidak sama sekali merasa yakin bahwa saya akan bisa menangis. Daya yang saya miliki hilang semuanya tanpa bekas.
Tidak saya temukan puing-puing yang tersisa.
Saya masuk terlalu dalam ke dalam pikiran. Menyelaminya melewati batas.
Saya hanya takut... Takut sekali, akan kehilangan waras.

Saya merasa seperti habis. Hanya ada mata yang sayu. Saya menahan beban berat yang harus terus dibawa. Saya tidak pernah merasa setidak yakin ini kepada diri sendiri.
Kontrol saya lepas. Saya menggila.

Saya iri dengan kehidupan lain yang jauh lebih manusiawi.

Saya lelah sekali.
Saya akan tidur.

Jumat, 04 Maret 2011

Saya ngerti banget. Tapi jujur I feel real bad tonight. Saya punya alasannya dan gak tau ya, saya benar-benar tidak ingin berbagi dengan siapapun.
Saya mau lari dari hidup saya, sejauh mungkin...
Saya gak akan pernah mau kembali lagi.
Saya merasa bersyukur akan status single yang saya miliki.

Hanya mau bilang itu.