Minggu, 20 Juni 2010

welcome, babygirl..

Mengapa setiap bayi menangis ketika tepat keluar dari rahim ibunya adalah (katanya) karena sebenarnya ia takut dan menangis adalah tanda yang hanya bisa ia beri.
Takut kepada hari-hari mendatang yang tak akan seindah yang ia bayangkan.
Tapi percayalah, hidup tidak se-mengerikan itu.
Masih ada tawa dan kebahagiaan.
Percaya saja.

God, Mother Earth, Universe will love you, Cleo.

Just...

Welcome..

Sabtu, 19 Juni 2010

maybe this is my time.

Saya BERHARAP, MENGINGINKAN, MAUNYA, INGINNYA, hal bodoh yang tadi saya lakukan adalah hal terakhir.
Saya sudah cukup berteriak ditutupi bantal kepala, saya sudah cukup menangis sampai nafas ini rasanya sudah sampai di leher.
Saya sudah cukup merasa dibodohi perasaan sendiri, yang masih sampai tadipun masih berharap dia akan kembali.
Saya sudah cukup dipermainkan masa sembilan bulan yang sudah lama berlalu.
Sudah, verine..

Salam dari sahabat saya untuk kamu.
Dia berterima kasih, bahwa semenjak ada kamu, saya berubah total menjadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana.
Terima kasih, untuk sembilan bulan yang baik.
Terima kasih.

Ps: terus menerus memikirkan kamu hanya membuat saya jadi kurang waras.
IT'S....

F U CK
Y O U
A N D
Y O U R
L I F E...
u must be happy now, with that fucking life and those fucking girls.

all i know is am cryin like hell. for me.
betapa menyedihkannya gue, sampai2 gue malu sama diri sendiri.

im cryin.
inside and out.

Jumat, 18 Juni 2010

tidak bisa!

Tidak bisa!
Semuanya adalah tentang dia. Tentang kita. Semuanya mempermainkan perasaan saya.
Saya mau jujur.
Saya cinta dia.
Setiap detik ia ada dan datang.
Tidak bisa!
Saya tidak bisa membohongi hati nurani.
Tuhan, saya tidak bisa!
Saya butuh dirinya!
Ini menyiksa saya!
Saya mau dirinya!
Saya menangis lagi!
Saya benci!

Untuk kamu, Jujo!

Selasa, 15 Juni 2010

hah? nikah?

Saya merasa malam ini akan sangat sepadan dengan istirahat setelah hari yang panjang dan melelahkan. Tapi... Lagi-lagi. Maaf jika selama ini saya selalu mencoba menutupinya. Tapi kali ini sangat mengganggu. Perkara karma dan pernikahan.
Apa mereka, manusia-manusia yang akan menikah (resmi. Ya iyalah, namanya juga nikah!) sudah tidak berpikir lagi tentang apa yang telah mereka lakukan disaat single, segala salah dan dosa, akan memberi (sedikit banyak) dampak dalam kehidupan pernikahannya.
Bagaimana tidak mengerikan.
Di samping semua sudut pandang anak-anak sok dewasa (saya juga) yang bolak-balik bilang 'nikah cuma untuk melegalkan sex', memang saya punya ketakutan tersendiri.

Lagipula, benar juga kalau orang bilang 'pernikahan itu hanya kebahagiaan dalam satu hari.'
Hah? Satu hari? Di mana-mana gedung pernikahan paling lama disewa orang cuma untuk beberapa jam.
Semua orang yang datang cuma melihat bahagianya saja.
Keadaan esok hari? Mana ada yang mau tahu dan benar-benar tahu.

Jadi, pernikahan adalah 3 jam dalam hidup dengan gaun pengantin dan high heels.
Selebihnya?
Saya bahkan tak bisa membayangkannya.
Atau mungkin belum mau ya.

Dan lagi, apa kabar dengan kesalahan kita di masa kemarin dan karmanya datang di masa berumahtangga.
Aduuuuh.

Minggu, 13 Juni 2010

kantuk

Ampun. Kantuk ini akan masuk museum rekor indonesia. Fenomenal sekali. Saya bahkan hampir menyerah pada waktu tidur yang (saya rasa) cukup-cukup saja sih sepertinya. Entah apa yang salah.
Apa yang akan saya ketik di sini ya.
Oh ya, saya akan bergerak dari sekarang.
Dia bukan milik saya.
Bukan kepunyaan saya.
Dia adalah dia.
Dan dia tidak mau memiliki saya.

Saya harus yakini, saya pasti bisa bertahan.

Sabtu, 12 Juni 2010

edge of desire

Sekarang. Teh di depanku kubiarkan menguap dan mendinginkan dirinya sendiri. Aku berkutat pada asap, kata-kata yang penuh di kepalaku, dan beberapa lagu yang masuk langsung ke hati ini. Rasanya aku hampir menyerah. Sedari tadi, aku membiarkan mataku basah berkaca-kaca. Aku tak sanggup. Setiap kata, setiap apapun itu, selalu membuatnya kembali ke dalam memori.
Baru aku buka dan melihat dengan jelas.
Kata-katanya.
"...yas ot tahw onnud"
Aku biarkan kamu dengan tidak adanya persediaan ucapan. Karena aku juga. Aku berantakan.
Atau mungkin kadang tidak dibutuhkan kata-kata untuk memperbaiki hal rusak. Atau apa?

Jam 4 subuh tadi.
Aku terbangun dengan televisi yang memandangiku, lama sekali. Entah dari kapan ia melakukan hal kriminal itu.
Aku melihat ke arah ponselku dan memegangnya. Menekan tombol-tombol putih dan 'clap', terpampang kata-kata itu.
Seketika aku siap menangis. Yang aku ingat, kutarik selimut biruku sampai menenggelamkan badanku. Aku serasa lari mencari persembunyian dari badai katrina.
Masih menggenggam ponselku dan 'clap'. Hidupku mati.

Banyak hal berputar. Aku mau teriak, aku mau menangis, aku mau muntah darah, aku mau berbaring dan meneriakkan namanya, aku mau berlari, aku mau dihempas dari muka dunia, aku mau berteriak, aku mau berteriak. Aku hanya mau berteriak.
Tapi toh aku hanya diam. Aku menyesap kata-kata terakhirnya yang seperti pelari melihat ke arah tulisan 'finish' di depan matanya, tapi ia hanya diam.
Aku kacau.

Dulu, kamu tidak perlu bicara sepatah kata pun dan semua baik-baik saja. Karena ada kamu.

Sekarang, air mataku siap jatuh. Aku tahan sekuat tenaga. Aku tak mau orang lain melihatku lemah.

Sekarang, aku berpura-pura menikmati lagu di telingaku dan sedikit menggoyangkan kepalaku.
Tidak. Aku mau menangis lagi...

Aku selesai. Aku mengkerut seperti kurcaci.
Aku belum mau selesai.
Tapi kamu menginginkannya. Begitu menginginkannya.
Kamu selalu begitu.
Datang dan membunuhku.

Aku menangis lagi..
Untuk yang kesekian kali hari ini.
Aku mau ini yang terakhir.
Aku selesai.

Es-e-el-e-es-a-i.

Aku harus berhenti menangis...

Jumat, 11 Juni 2010

:''((

Tuhan, kenapa sekarang aku menjadi lebih sakit dari biasanya. Aku secara perlahan dibunuh diam-diam, ditikam oleh waktu dan kesunyian.
Dan kamu..
Kadang kita tidak perlu mengatakan apa-apa untuk membuat hal menjadi lebih baik.
Tuhan, hatiku terburai. Berantakan.
Tuhan, aku benar tersesat. Aku tidak tahu apa saja yang dapat menyelamatkan jiwaku. Aku tenggelam dalam rasa sakit yang menurunkan level kemanusiaanku ke kemunduran itu sendiri.
Dan dia..
Aku bukanlah bentuk abstrak kematianmu. Dan perasaanku.
Tuhan, tolong beri aku sedikit waktu. Dan garansi bahwa aku bisa melewatinya.
Aku dibunuh oleh waktu.

Rabu, 09 Juni 2010

Gemintang

Aku tak tahu aku ini siapa. Tuhan, yang aku tahu hanyalah aku menginginkannya. Kasarnya, aku mau dirinya, aku bahkan merombak total diriku untuknya. Aku ingin dia, tuhan... Ingin sekali, memberi semua dan menerima. Dan diterima.


Gemintang
Awali indahnya cerita
Melantunkan rasa
Nyanyikan
Denting nada dan senyuman
Menghadirkan cinta

Resahku menepi indahku bersemi
Mengingat utuh bayangmu

Hatiku mengucap kata merindukanmu
Laksana nyata manis nuansa
Dan jika gemintang tiada lagi melagu
Kisahku yang mencinta dirimu
Kan selalu abadi

Rembulan
Temani indah malam ini
Menyatukan asa
Melukiskan
Dekap hangat yang kau beri
Mengartikan kita

Gemintang nyanyikan
Rembulan lukiskan

(Gemintang-Andien)

Selamat malam, sayang...

Selasa, 08 Juni 2010

Cantik

Hari ini terbangun dengan sangat kacau. Menangis dan mengutuk. Dia.
Kata yg pertama keluar, yang diiringi air mata hanyalah 'anjing'.
Anjing!

........

Wooh. Belasan hari berlalu tanpa mengadu jari di keyboard plastik pintar ini.
Saya ditampar keadaan, habis-habisan. Ia kelihatannya marah sekali sampai-sampai saya hanya tertunduk dan tenggelam dalam pikiran saya sendiri.
Banyak hal yang datang. Entah, saya malas memberi kategori 'baik dan buruk' lagi. Malas, las, las, las.
Yang pasti saya baik-baik saja. Selalu kelelahan, dengan alasan apapun itu. Saya berdoa (dan terjawab).
Saya masih tetap bolak-balik tangerang-sudirman-tangerang. Saya sempat kehilangan diri saya. Jujur, kemarin malam.
Tapi ya sekarang, baik-baik lah.
Btw, masih ada jelas di benak saya bahwa ternyata seorang arswendo bisa membunuh saya, jiwa saya, dan membangunkan karangan saya dari kubur.
Terpatri.

Selamat malam.