Kamis, 28 Juni 2012

Water Feels Warm Tonight

Sekali lagi, ada bayangannya. Muncul bak riak air di kemarau berkepanjangan. Seketika hari menjadi selalu pagi, selalu bermentari. Kembali aku dilambungkan masa yang penuh kita. Penuh dengan cinta dan dera air mata.
Yang tidak akan pernah ada lagi sekalipun aku menghunuskan kata ancam bagi waktu.

Sekali lagi, hari menjadi pagi. Sampai aku mendapati hari yang terus-menerus menghajar duka dan lara.
Air mata tidak akan pernah hilang, atau habis.


Tiga tahun dengan cinta, dan jangan lupakan derai air di mata,
I know that is right, cuz the water feels warm tonight...

Bayangan kecilku tentangmu

Sayangku,
mungkin bukan waktu yang tepat karena Tuhanku lebih cinta kau
bukan laju kata tapi air mata
yang menjadi milikku saat kau pergi begitu cepat dan tak mungkin kembali
atau mungkin dikirim ke tempat lain yang lebih indah
dimana kau akan terlihat lebih pantas

disebut manusia

tapi cinta ini tidak akan mati
di manapun, kapanpun, bagaimapun

tanpa kau, aku mungkin terlihat lebih baik
lebih utuh
lebih bahagia
mungkin

jangan pernah marah atau meragu akan rasa ini
kau yang satu
kau yang selalu
ada di sini
kusimpan dengan apik
di hati

apa artinya aku tanpa kau

Rabu, 20 Juni 2012

Manusia Dewasa vs Pernyataan Kawin Gak Nyenengin

Apa yang mendasari orang-orang yang statusnya adalah 'dewasa', ketika mereka terlihat berpasangan, saling cocok dan melengkapi, dan ketika orang lain sudah mencium aroma perkawinan, mereka malah tersipu-sipu 'gak-nyenengin' (khusus buat saya aja ya!) dan ngeles dengan penyataan-peryataan yang kurang masuk akal.

Apa karena saya yang menyalahi kodrat manusia Asia yang tipikal?

Perkawinan kan seharusnya baik bagi orang yang merasa siap dengan hubungannya, yang ingin membawanya ke sebuah level ikatan yang lebih tinggi.

Kenapa?

Kalau saya yang dilempari pertanyaan model 'kapan kawin' ya jawabannya jelas. Karena saya memang belum siap. Mental dan finansial. Nah, jadi sekarang apa sih yang (tetap) menghalangi orang-orang dewasa untuk lebih terbuka pada realita?

Atau mereka hanya takut menghadapi sebuah kenyataan?
Atau hanya berjaga-jaga kalau-kalau hubungannya yang saat ini tidak berhasil?
Menjaga muka?

Kalau harus terus menjaga reputasi dan pandangan orang terhadap dirinya, kok rasanya cukup kerdil untuk menyebut mereka dewasa.

Saya bahkan bisa lebih dewasa dari itu.Toh gagal dan berhasil akan terus melekat jadi hakikatnya manusia. Tidak akan bisa dihalau. Tidak akan bisa dihindari.

Dasar manusia 'dewasa'!