Senin, 30 Agustus 2010

That Is Y I'm Scared of Marriag*

Sebenarnya sih banyak. Misalnya : kehidupan keluarga gue yaa... Terlalu standard, di bawah malahan. Kami tidak cukup romantis untuk saling mengungkapkan rasa saling memiliki. Dan ketidaklengkapan mungkin adalah salah satu faktornya. Selanjutnya, ya karena gue sering dealing with person who involved into that institution dan semua (cetak tebal, garis bawahi!) Semua tidak pernah merasa total bahagia. Even my Mum. She told me few shits. The rest : ya itu tadi, gue kebanyakan bergaul sama manusia yang sudah married sih, jadi kasihan+matirasa=basi.

Contohnya :
"Enaknya 3 bulan pertama, selanjutnya ketahuan semua borok-boroknya."
"Kata siapa married itu enak?"---> Sudah tahu gak enak, lo masih hajar portal!
Eh lagian gue semakin bingung sama hukum baru pernikahan yang namanya 'akibat-sebab'.

Terus... Mungkin juga karena pengalaman pribadi yang terlalu diamalkan dalam hati. Jadi batu yang mengeras seperti tai.
(Terserah mau pikir apa)
Gue cuma ragu, tentang kapasitas gue sebagai manusia. Gue akan ngerasa lebih secure hanya dengan membahagiakan diri gue sendiri. Yaa.. Walaupun membahagiakan orang lain pahalanya lebih besar, but who cares?
See... Segitu selfish-nya gue. Yes I did.

*And I wish... 10 tahun lagi gue sedang membaca tulisan ini, dengan rasa malu, melihat di samping gue ada buku nikah.
Karena bagaimanapun, gue mau nantinya ada sesosok pria yang bisa sama gue terus sampai mati.

But then again, gue takut sama yang namanya pernikahan.
It scares me.

Lihat aja tulisan yang semakin kacau di atas.
Gue aja masih bingung dan gue gak mau married.

Gue mau bingung selamanya.

Back to *

Kamis, 26 Agustus 2010

Gila ya. Semua orang bisanya cuma break opini-opini gue, membuat spekulasi sendiri.

Eh iya, anjing, lo emang speculataw. Semua.

"U know I won't."
"Oh yes u will."

"I can't."
"No, u won't."

Terus sekarang lo maunya gue ngomong apa... Anjing.

Gue capek sama lo semua.
Lo cuma hancurin self-esteem gue...
Emosi gue udah gak utuh lagi, ya tuhan.

Lo kan udah dapat advantages dari gue.
Uang gue, pride gue, ego gue, waktu gue, semuanya udah lo ambil kan...
Sekarang mau apa lagi...

Gue udah gak ada sisa apapun.
Gak heran kenapa masih 20 tahun tapi gue udah gak waras

sick2

Dan oh ya, alasan menurunnya kondisi fisik saya ini...

Tentu saja ada alasannya...
But...
Let me keep that one...
The main reason...


God, please do bless me....
Don't even walk away...

sick

Its been 2 weeks. Sakit. What's wrong with this neck.
Pengaruhnya ke asam lambung menjadi : muntahan.
Sumpah, orang lain yang melihat saya sekarang pasti berpikir 'pasti hamil' atau 'anorexia'.

Salah. Semuanya salah.
Hamil? Sama banteng?
Anorexia---> hell. Gak banget. Parah. I don't wanna waste my time buat hal seperti itu.

Ada alasan kenapa saya jadi begini.
Okay, masalah muntah saya agak mengerti. Tapi permasalahan tengkuk saya ini loh yang benar2 gawat.
Rasanya seperti pegal,tidak nyaman yang menimbulkan rasa sakit yang akhirnya menjalar sampai ke bagian kepala.
Dan pakai bantal apapun, gaya merebahkan diri yang bagaimanapun juga tidak akan membantu.
Shit, hal itu menjadi lebih sering muncul, tiba-tiba.
Yang mana pada akhirnya si nyeri itu bekerjasama dengan syaraf yang membuat saya mual sampai muntah.
Oh shit, shit, shit, I hate myself when I puke.
Dan oh ya, sudah 2 minggu rasanya mual naik kendaraan bermotor. Apapun. Saya mual. Lantas, saya juga tidak bisa mencium wangi-wangian, dari pewangi murahan taxi sampai perfume mahalan, tidak bisa.

Sekarangpun masih sakit.

Guess I'll meet dr Tommy for very soon.

Selasa, 24 Agustus 2010

dhhdtafdhdystdsffg

Do u angry with me, god? Hmm tuhan?
Cuz this punishment benar-benar gak bisa aku jalani lagi.

Aku memang kadang marah, kenapa aku gak punya keluarga yang sempurna. Keluarga yang romantis. Tapi aku toh tidak selalu mengeluh...
Aku memang kadang tolol, idiot, kenapa aku sampai bisa punya hubungan pertemanan yang menghancurkan. Tapi aku kan tetap pura-pura melupakannya...
Aku gak marah kalau aku gak pintar math. Aku gak marah bahwasanya aku gak punya materi sebanyak anak lainnya.
Aku gak marah.
Aku cuma marah, kenapa harus ada reality.

Or maybe aku marah karena aku lahir lagi ke dunia. Or apa.

Tuhan, aku lelah marah-marah...
I'm so sorry...
Promise me tht u won't leave?

Minggu, 22 Agustus 2010

23810

Sepertinya banyak sekali hal hari ini (baca : tadi) dan sepertinya banyak pula yang mau saya tuangkan tapi entah saya larut dalam suasana apa sehingga terlupa.

Yang bisa saya ceritakan adalah nenek saya kembali masuk rumah sakit, berjuang (lagi) melawan cancer yang beberapa tahun ini diidap-nya. Saya sedikit terpukul, karena mana ada orang yang rela melihat orangtua yang dikasihi terbaring lemah tak berdaya.
She's a very good grandmother. For me.
Karena, sebenarnya saya baru kenal beliau ketika usia saya menginjak remaja. Sebelumnya saya bingung, kenapa nenek saya ada 3, kakek saya juga ada 3.
Dan ya... Ceritanya akan sangat panjang (walaupun saya janji akan cerita. Nanti.)

Tapi di balik semuanya, saya begitu mencintainya. Sama seperti Mamah. Mereka wanita paling sejati di muka bumi. Mereka mencintai saya.
Dan saya belum siap untuk kehilangan lagi.
Pasti hari ini Mum akan menyuruh untuk datang ke rumah sakit plus kalimat "Makanya tengok sekarang ya."
Sorry, saya mau menekankan kata 'sekarang' sebagai pengganti 'besok beliau sudah akan pergi'. Saya sudah hapal semuanya.
Dan tapi lagi, saya tidak mau menemuinya. Karena saya mau nenek saya hidup lebih lama lagi, dengan berkah kesehatan dan kebahagiaan.

Tuhan, aku bahkan belum sempat membahagiakan beliau. Sedih rasanya. Seperti useless, meaningless, vain,...

Saya hanya mau ia bahagia..
Saya hanya mau ia sehat lagi..

Kamis, 19 Agustus 2010

dear god

Dear god, kalau sekarang aku bisa bilang betapa aku benci keadaan seperti ini, yes I am.

Mendung bergelayutan
Hatiku tak tertaut
Di mana hatiku berpijak tanpa tahu arah
Aku mau berhenti sejenak
Karena beban sungguh membuat sesak
Tanpa ampun
Wanita sejati ini dikoyak waktu
Dicabik ragu
Dihentak pedih

Mendung bergantung
Jiwaku terendap lara
Di mana rasaku mengikis jiwanya sendiri sampai habis
Aku perlu berdiam sejenak
Karena jejak yang telah lama ku tinggal kini harus dilewati lagi
Tanpa belas kasih
Wanita sejati ini sebenarnya rapuh
Ditikam sepi
Dirantai mati

Dear god, please, sedikit kekuatan lagi. Buat aku lebih mampu dari ini.
Aku benar-benar mau menyerah saja.

Ps : hari ini banyak aku lihat manusia yang kurang beruntung. Hidup ini sebenarnya apa.
Di bawah langit aku dan mereka berpijak tapi tak ada pegangan. Atau tuhan sendiri yang mau jadi sandaran kami. Tuhan, ini berat sekali loh, aku tidak bohong.

Tuhan, aku masih dua puluh tahun. Ini terlalu...
Ini terlalu...
Aku kalut sekali. Aku dipenjarakan oleh keadaan.
Tuhan, please...

Rabu, 18 Agustus 2010

I don't feel so alone. I just feel like a shit.

Gue cuma mau nangis darah.

sedih banget, anjing!

Sendiri. Kacau. Saya baca satu quote.

'If u scared of being alone, don't go for marriage.'

But being lonely and alone are really sad. At all. It hurts deep inside. Saya gak karu-karuan.
Saya begitu ketakutan akan kesendirian. Saya begitu merasa menyedihkan. Dan kacau.
Saya selalu menangis jika sendiri. Saya akan malas bergerak jika sendiri. Saya banyak berpikiran kotor jika sendiri. Saya sibuk meratapi nasib jika sendiri.
Sendiri itu memuakkan. MEMUAKKAN dengan kapital M !

Aduh, tuhan, kalau masa sekarang saya memang harus struggle sendiri, please dong jangan sendiri-sendiri banget.
Gak kuat kalau begini ceritanya. Aduh, saya takut sekali. Yang ada saya hanya ingin melakukan tindakan bodoh macam kepo-kepoin hidup orang.

Dan... Kenapa hari ini semua orang jadi macam tai babi campur tai anjing.
Semua. SEMUA!

Well, another 'struggling-time'.
I don't know. I don't even have a clue.

Geez!!!!!!!

Selasa, 17 Agustus 2010

pembicaraan bukan pencerahan

Hari ini dapat pengalaman bukan pencerahan.
Harus tahu betapa saya sendiri begitu parenting system. Rasanya saya bisa memahami bagaimana rasanya secara kasar menjadi orang tua.

Single Parent.
Pertama.
Bicara dengan Ayu.
Anak 5 tahun 8 bulan-nya yang berkata 'Dae* aku sudah meninggal. Tapi dia masih bisa naik motor, masih bisa makan, masih bisa minum. Tapi dia sudah meninggal.'

Apapun. Harapan yang terpatri di hati adalah tidak ada seorang anakpun yang mau ayah ibunya bercerai. Apalagi sampai salah satu di antara mereka hilang bak ditelan bumi, yang padahal masih hidup, sehat walafiat, apapun alasannya.
Harapan selanjutnya adalah tetap tanamkan bahwa si Dae baik-baik saja dan masih hidup. Karena paradigma yang dibuat sendiri oleh si anak nantinya yang akan membuat limbung kejiwaannya sendiri.
Jangan takut dibenci oleh anak karena ketika penjelasan yang kita buat adalah masih masuk ke dalam teritori rasional, pasti masih bisa diterima. Walaupun mungkin butuh sedikit pengorbanan lagi untuk membuat si anak paham.

Kedua.
Bicara dengan Om Arif.
Bercerai 4 bulan lalu, di mana anak gadisnya yang kelas 3 dan 5 SD hari ini datang mengunjunginya.
Si Om bilang bahwa sudah tidak ada komunikasi yang terjalin antara dirinya dan sang mantan.
Lalu saya berpikir keras 'bagaimana bisa'.
Dan saya tanya 'apakah sesakit itu?'
Pertama-tama jawabannya 'tidak'. Dan lalu dengan sedikit pendekatan, ia bercerita panjang kali lebar bagaimana semuanya bisa kandas. Bagaimana kata maaf itu sudah tidak berlaku. Bagaimana kewarasannya digojlok habis-habisan oleh keadaan yang bertubi-tubi menghajarnya.
Tapi, lagi-lagi kan. Anak yang jadi korban.
Saya berjuta-juta kali berkata bahwa tidak ada anak yang mau ayah ibunya bercerai. Tidak ada yang mau hidupnya pincang sebelah.
Rasanya hancur. Sudah bisa dibaca dengan jelas.






*Ayah, dalam bahasa orang-orang NTB.

Senin, 16 Agustus 2010

:))\good times!

Karena kadang saya yang terlalu mandiri, maka kadang saya tak butuh pria (macam begitu. Dan begini) :p

Dan bagus sekali kalau pria-pria macam begitu dan begini tidak butuh wanita mandiri seperti saya.

Kalau saya kadang marah dan manja. Itu hanya tindakan verbal yang asal:p

Saya masih bisa membuat diri ini tersenyum.
Bahkan saya masih bisa membuat diri ini orgasm sendiri.
Jadi, apa lagi.

Oh, saya bahagia!

Lebih baik bahagiakan saya atau hancurkan saya, karena yaa... lumayan untuk inspirasi. Jangan setengah-setengah karena kalian hanya terlihat seperti ayam sayur.
Atau kalau tidak mau bahagiakan atau hancurkan saya, itu mungkin lebih membantu:))

Dan oh! Senang sekali rasanya!

I wanna jump!
:))

too little dick, too big drama eyucks:)

Saya tidak pernah merasa digampar dengan pertanyaan manusia, selama mereka adalah manusia. Seperti hari ini, ada pria 22 tahun yang hidupnya mungkin (mungkin!) dirasa lebih baik dari saya dan bertanya,
"Are you driving?" Then I said 'No".
"Public transport?" Then I said 'Yes".
"No car?" Then I said 'No'.
"‎​U sound exhausted." Then I said "I am. But I still should cooking first."
‎​"U need to cook?" Then I said "Cuz I need to eat."
"‎​I thought u live with ur parents? No?" Then I said "Yes I live with mum and sisters."
"Ooo."

Pertama, keadaan di mana saya harus turun-naik angkutan umum ya karena saya tidak punya kendaraan pribadi. Keluarga saya tidak punya. Dan saya tidak perlu tanggapan se-nista itu hanya karena tidak memilikinya:)
Karena, saya ikhlas akan semuanya.
Kedua, di saat saya lapar, maka saya akan makan. Walaupun harus masak sendiri karena tidak ada maid di rumah. Pria masa kinipun pasti tidak berkeberatan untuk masak:)
Karena, saya selalu suka belajar dan selalu mau berbesar hati dalam kondisi lelah sekalipun.
Ketiga, kalau semua hal tersebut memang menempel di hidup saya, rasanya tidak ada yang patut disalahkan. Saya ataupun orangtua saya.
Karena, it's all about fate. Destiny. Dan saya masih baik-baik saja:)
Keempat, saya tidak marah, kesal, sedih, atau apa:)
Karena, kamu hanya tidak tahu apa arti sebuah hidup yang saya jalani.
Dan saya harap kamu tidak akan pernah mau tahu.
Karena, saya tidak butuh kamu untuk tahu:)

Ini hidup saya. Jangan repot-repot memahaminya.
Saya dan kamu itu seperti "Saya sudah membintangi sepuluh film porno ketika kamu masih harus memegang penis kamu ketika kencing."
:)

I live with this. I deal with this. And don't even think to have some deal with me.

Minggu, 15 Agustus 2010

klik

Baru mendapatkan telepon masuk yang begini bunyinya... Hmm... Sebelumnya, berdurasi lebih kurang 30 menit di mana hanya 3 detik saya berbicara.

"Kamu tidak tahu saya sedih banget. Kamu lupa semuanya. Kalau kamu tidak bisa cinta saya lagi seperti dulu, tapi at least kita bisa jadi teman. Kamu kenapa tidak bisa maafkan saya, padahal dulu saat kamu datang ke tempat saya, kamu tidak pernah lihat ada wanita lain atau apapun itu. Kamu juga manusia biasa, seharusnya kamu bisa maafkan saya. Dulu, saya ada masalah, satu tahun saya tetap cari kamu. Dari dulu sampai sekarang, kalau mau, saya bisa cari wanita lain yang cantik dan tinggi seperti kamu. Saya bisa, tapi rasa cinta saya tidak akan sebesar itu seperti saya mencintai kamu. Saya ingat dulu saya di Palembang, saya hanya 2 bulan bersama pacar saya dan saya datang ke sini, saya bertemu kamu, saya cinta kamu tidak seperti saya mencintai dia.
Apa yang salah dengan kamu, saya tidak tahu. Saya sama sekali tidak mengerti. Please, saya sedih banget. Saya cuma ingin bertemu kamu.
Saya ingat betapa kamu manis sekali di restaurant tempat di mana kita pertama bertemu. Saya sakit sekali. Kamu tahu saya cinta kamu. Saya sedih. Kenapa kamu tidak mau melihat saya lagi..."

"Uhm... Oka..."

"Kenapa kemarin saya mau bicara sama kakak kamu adalah supaya dia bisa bantu saya untuk buka hati kamu lagi. Saya gak mengerti lagi. Bukan, bukan karena ada maksud apapun, saya cuma mau kamu bisa cinta saya lagi. Saya bingung sekali. Saya cuma mau kamu tahu betapa saya tidak bisa melupakan kamu. Kenapa selama ini saya selalu terus menerus menghubungi kamu adalah karena saya mau mengembalikan perasaan yang sudah hilang dari diri kamu. Tapi mana? Kamu bahkan tidak pernah coba mencari saya, mengirimkan saya pesan singkat, atau apapun itu."

........

"Kenapa kamu diam. Apa yang sekarang mau kamu ucapkan kepada saya."

........

........

"Saya tidak tahu harus bicara apa."

"Kamu sudah besar, saya kenal kamu sejak kamu masih 15 tahun. Coba, sudah berapa lama kita kenal. Pasti kamu lupa. Pasti kamu lupa kan. Saya kenal siapa kamu. Kenapa sekarang kamu berubah terhadap saya..."

........

"Saya sudah tidak tahu harus bicara apa lagi..."

"Saya juga..."

.........

"Bisa saya hubungi kamu 10 menit lagi...."

......... "Okay..."

Klik.

Saya membathin, bukan ini yang saya mau.
Ah, kepala saya sakit.
Lagi.
Dan saya berhenti berpikir.
Hanya menulis. Tanpa menelepon kembali.

Jumat, 13 Agustus 2010

Oh shit. Terjaga cuma karena... It was disgusting! The most ever!
Now is like about 3:30 in the morning and what else that I cud do. Oh god...

Uhm maybe I can re-charge my iPod cuz that's the only rational thing in this fucking conds.

Selasa, 10 Agustus 2010

tukang becak

Baru pulang. Dan tiba-tiba tadi di jalan pulang, teringat bapak tua tukang becak. Ini ritual umum yang saya lakukan (naik becak) karena menuju kompleks rumah saya itu 'kalau-jalan-kaki-bisa-patah-di-tengah-jalan'. Jauh sekali. Nah, ngomong-ngomong tentang tukang becak... Saya ingat bahwa ada satu bapak tua usia lebih kurang 65 tahun, tukang becak tentunya, kalau dihitung-hitung, saya sudah tidak pernah melihatnya lagi. Saya juga kurang pasti sudah berapa lama.
Banyak sih di pikiran saya. Mungkin beliau sudah meninggal dunia, atau mungkin pulang ke kampung, atau apa ya...
Dan kenapa harus dia.

Beberapa tahun yang lalu, bulan puasa. Saya selalu memperhatikan si bapak semenjak pertama kemunculannya di area tempat tinggal saya. Karena tidak sulit. Beliau sudah kelihatan sangat tua, badannya kecil dengan kulit hitam terbakar matahari, dan karena bentuk becaknya yang berbeda dari bentuk becak asli kota tangerang. Dan saya yakin, cuma beliau yang punya becak model begitu. Entah ya asalnya dari daerah jawa mana tapi yang pasti kepunyaannya adalah yang paling unik.
Saya sampai hapal seluruh kegiatannya, secara sengaja ataupun tidak, saya selalu memperhatikannya.
Beliau itu tidak punya rumah. Setiap malam ia 'parkirkan' becaknya di depan mini market yang sudah tutup dan tidur dengan posisi lazimnya di dalam becak, pakai sarung. Dan oh iya, di becaknya selalu ada radio tua dan kresek hitam yang (saya yakin!) isinya pasti pakaian ganti.
Padahal, seumur-umur beliau di sini, saya tidak sekalipun menumpang di becaknya. Karena memang kita tidak pernah bertemu sebagai 'penumpang dan penarik becak'.

Oke, kembali ke beberapa tahun lalu. Saya, dengan segala apa yang ada di hati, membelikan makanan dan minuman untuknya sebagai pangan berbuka puasa. Karena saya merasa sangat yakin di mana ia saat itu, saya segera mendatangi tempatnya tetapi tidak ada apapun. Saya keliling kompleks mengendarai sepeda motor dan akhirnya menemukan sosok tua renta itu!
Saya hanya menghampiri dan menyodorkan apa yang sudah saya beli sambil berkata 'Pak, ini buat buka puasa. Dimakan ya...'.
Saya tidak peduli dan meninggalkannya yang kebingungan.
Yang penting ia makan.

Karena sebenarnya saya terpukul. Betapa bisa saya kecewa sekali dengan hidup. Maksud saya, kenapa tidak pernah adil. Dan saya memang naif untuk masalah seperti itu.
Beliau itu ya sudah tua, tapi kok ya masih saja toh mengayuh pedal becaknya. Berani bertaruh, hal itu pasti sangat berat.
Saya pulang dan menangis. Betapa naif. Tapi toh saya tidak peduli.
Saya hanya mau mereka tahu ada orang lain yang masih peduli.

Saya dan para tukang becak.

Betapa akhir-akhir ini saya selalu pulang larut. Betapa jika ada wanita pulang larut malam, pasti abang-abang sialan di pinggir jalan pasti iseng siul-siul dan menggoda-goda.
Tapi lagi-lagi. Saya harus menumpang becak.
Dan... Betapa setiap bapak tukang becak yang becaknya saya tumpangi itu, membesarkan hati saya dengan pertanyaan-pertanyaan macam 'Mbak, pulangnya malam banget. Kemarin pulang jam berapa?' atau 'Kelihatannya capek sekali. Kuliah toh, Mbak?'.
Karena apa... Hanya mereka yang bisa mengerti. Dan bukan... Bukan karena saya kadang memberi uang lebih. Tapi intensi baik mereka yang kalau digambarkan seperti 'Kasihan pulang malam plus letih sekali'.
Hanya mereka yang masih bisa melihat : saya ini wanita baik-baik yang memang punya keperluan sehingga harus pulang malam sekali.
Apapun itu...

Banyak harapan dan doa untuk mereka.

Senin, 09 Agustus 2010

my wish

God, this is my nite wish.

Let me find a way to go to Switzerland. Please.

xoxoxoxo,
me.

hidup itu.

Hidup itu....
Di saat saya menyelipkan uang yang terbang ke tangan seorang pengemis tuna netra di pinggir jalan. Walaupun rasanya sakit, tapi itu harus dilakukan. Walaupun rasanya mau menangis, tapi toh saya tetap berjalan menyeimbangkan pikiran dan mata yang kadang tak mau sejalan.

Hidup itu....
Saat ada manusia yang datang, pergi, datang lagi, dan pergi lagi, dan lantas menghilang. Saat saya menangisi kebodohan saya sampai mereka bisa se-muak dan se-benci itu dengan diri ini.

Hidup itu....
Ketika saya tidak dapat merasakan apa-apa. Rasa apapun itu.

Hidup itu....
Saat dalam masa transisi status dan saya tidak dapat melangkah maju untuk hidup sendiri. Rasanya stuck.

Hidup itu....
Saat saya menghirup udara pagi dan yang ada hanya bau busuknya hidup.

Hidup itu....
Ketika 'ia' menceritakan betapa sifat mengalahnya adalah turunan dari ibunya.

Hidup itu....
Saat saya mau membunuh semua makhluk di dunia.

Hidup itu....
Ketika mereka datang menawarkan obat luka dan ternyata saya harus membelinya. Dengan harga yang sangat mahal.

Hidup itu....
Ketika saya kadang tersadar bahwa semuanya harus dinikmati sampai tetes terakhir tapi saya sebenarnya muak sekali dengan keadaan.

Hidup itu....
Ketika saya tersenyum padahal hati menjerit tertahan.

Hidup itu....
Saat saya memaksakan diri hidup di atas kaki sendiri tanpa bantuan dan pegangan apapun.

Hidup itu....
Saat saya bersiap tidur tetapi mimpi buruk sudah dimulai sebelum lelap.

Hidup itu....
Kehilangan mereka. Kehilangan diri saya sendiri.

Hidup itu....
Saat saya mengharapkan keajaiban terjadi.

Hidup itu....
Ketika saya memaksakan seluruh kehendak dan bukannya tuntutan.

Hidup itu....
Terduduk dan diam dalam doa.

Hidup itu....
Entahlah....

Masih banyak sekali.

Minggu, 08 Agustus 2010

zzZ...

Cukup banget hari ini marah sejadi-jadinya sama si minggu. Setelah tidur yang hanya kurang dari 5 jam itu, gue pikir akan sangat mudah mencapai rumah. Hati mulai lompat kegirangan ketika mendung-mendung asik mulai jam 12 siang. Gue pikir itu sudah sangat sempurna. Tapi ternyata... Panasnya!
Gak jadi hujan!
Kepala, hati, dan mulut mulai penuh dengan kata-kata 'tot!', 'jing!', 'fuck', dan bawaannya cuma mau gebukin orang atau better gue belajar buat kaligrafi.
Ohhhh... Dan konyol banget. Konyol banget ketika sudah sampai di area sendiri, masih stuck 30 menit gara-gara macet yang disebabkan 'entahlah-memang-'tot!''
Dan ya... Sekarang, sudah malam, gue masih terlelah-lelah dengan segalanya.

Suasana tadi siang memang totally kondusif buat bunuh diri, tapi sekarang nyatanya gue ada di ranjang dan bersiap istirahat lagi.
Ditemani lagu 'in the end of the road'.

Tapi ijinkanlah gue... Sebelum tidur... Sebagai penutup hari yang manis...
"FUCK!!"

Nite, folks.

Jumat, 06 Agustus 2010

selalu begitu

Bagaimana cara menjelaskan yang benar ketika suasana menjadi :
*aku cinta kamu. Aku mau selamanya sama kamu. Cuma kamu yang bisa buat aku bahagia. Aku lebih baik sendiri daripada gak sama kamu. Kamu adalah segalanya.

Dan ini gambarannya :
*selama ini, aku beri semua yang kamu mau. Apa? Aku kehilangan waktu. Aku kehilangan teman. Aku kehilangan diriku sendiri.
Dan oohhhh, tiba-tiba ada foto wanita lain then what?

Akan menjadi :
*oh bukan, bukan seperti apa yang kamu pikir. Dia itu adiknya sepupuku. Aku terlalu cinta sama kamu. Tapi...

Dan :
*apa? Yes, kamu bilang akan rela lepas aku, no hard feeling tentang hubungan kita yang sudah hancur berantakan. Sudah lewat. Apa? Mau bilang sekarang kamu masih cinta aku dengan ribuan alasan yang sama sekali tidak ada pengaruhnya terhadap pendirianku.
Dan oh jangan lupa, siapa yang paling sering menyalahkan siapa. Atau kasarnya, siapa yang buat salah lebih banyak. Tapi jangan kamu lupa juga apa alasannya.

Aku lelah. Selalu begitu.

Kamis, 05 Agustus 2010

hujan. mau hujan.

Hmm... Sepertinya akan hujan...
Jadi ingat bagaimana Arswendo bilang 'gila kamu,nak, bisa buat hujan jadi prostitusi dan sebaliknya!'
Apa artinya akan seperti apa yang juga ia bilang bahwa 'pacar banyak, tapi tak satupun bisa jadi kekasih.'
Intinya seperti 'perasaan dan pikiranmu terlalu sulit diselami para lelaki, nak.'
Atau kalimat 'hari ini bisa manja minta disayang tapi besok hari bisa 'alah ngent** sama lo gak enak''

Ayolah hujan, turunlah lebih cepat...
Belakangan ini aku sama sekali tidak produktif. Ampuuuun...
Mungkin aku tidak akan ke jakarta beberapa hari ke depan.
Mungkin aku hanya akan berada di rumah dan berdoa.
Mungkin aku tidak akan bertemu siapa-siapa sebelum semua selesai.
Mungkin aku hanya akan berpikir keras.
Mungkin aku tidak akan punya beban lagi minggu ini.

Ps : tuhan, ayo sedikit berkompromi.
I love you, tuhan.

tengah-malam.

Sampai detik ini belum ada cerita indah.

Aku rasanya keluar dari raga. Melayang-layang, terbang tak tahu ke arah mata angin mana, tapi aku nyatanya masih terdiam.
Aku belum mengerti, mana kisah buruknya. Tapi semuanya jadi absurd dan buram.
Rasanya aku ingin pelukan. Cukup pelukan. Tanpa suara.
Aku seperti terlempar dari pegas keras ke jalanan antah berantah.
Dijadikan budak kesedihan. Tuhan, kali ini aku iri hati dengan orang lain yang masih bisa tertawa lepas. Yang jujur sekali kepada dirinya sendiri.


Tuhan, beberapa hari ini rasanya badanku letih. Atau mungkin impuls yang dikirim otak yang sebenarnya menjadi penyebab.
Di suatu waktu seperti mati rasa. Tapi di waktu lain, aku bisa merasakan kejut yang memompa darahku.
Aku belum bisa stabil saat ini. Dan tolong jangan buat aku memaksa diri.

Jam dua-belas-lewat-lima-malam.
Aku berpikir bahwa sekarang aku tersesat.
Dan tidak mau berpikir bahwa aku butuh peta atau gps.
Itu bodoh.
Aku bodoh.

Rabu, 04 Agustus 2010

headache

My god... My head...

Sakit. Semuanya kumpul jadi satu di sini, di kepala.
Aku hanya takut bahwa nanti aku bisa lupa siapa wanita ini, yang di dalam sini.

Bukan maksudku, hanya cerita sedih yang aku tuang. Tapi nyatanya ini.
Tuhan...
Sakit sekali. Saat ini kepalaku. Plus, aku sebenarnya mual sekali entah kenapa.
Kenapa harus di usia seperti ini, manusia menjadi unstable, mencari jati diri.
Masa bodo dengan jati diri.
Aku cuma mau tenang.
Ini bahkan lebih parah daripada di-cut pakai lambang :$ (blushing tai)
Bahkan lebih parah...

Oh, ayolah, bus, kenapa tidak bergerak sih.
Aku semakin pusing mencium bau asap kendaraan sialan di jakarta.
Dan ayolah, hal apa lagi yang bisa menyelamatkan situasi ini...
Musik, doa, film, buku, atau apa.

Oh ini juga, leherku sakit sekali.
Ayolah, Verine, nikmati hidup seperti kemarin...

Tuhan, aku tidak tahu mau apa.
Tuhan, sepertinya aku hilang.
Aku mau seseorang.

Oh ya, ini aneh. Tiba-tiba yosi punya pacar dan entah bagaimana kisahnya, dia sudah 4 hari di rumah... Siapalah itu.
Yes, ini jealousy. Bukan, bukan karena perubahan status itu, tapi lebih ke arah, 'eh monyet, sampai gue aja gak tau lo punya pacar! Semprul!'

Dan. Tadi ada message masuk. Tapi ya sudahlah ya.

Tuhan... I'm alone. And I'm alive. Tapi perasaanku sedang berantakan. Karena banyak hal. Yang tidak akan diangkat ke permukaan. Apalagi di sini.
*sigh*

Aku tidak mau kehilangan siapa diriku.
Dan aku bingung harus berbicara kepada siapa.
Rasanya aku mau pingsan.

Mah....

Mah, gadis kecilmu sungguh kehilanganmu..

Bukan, bukan karena tidak rindu. Hanya saja, ia masih belum sanggup mendengar omongan dan belum siap diberondong berbagai pertanyaan yang memang belum terjawab untuk mereka.

Mah, rasa ingin bertemu ini besar sekali... Hampir saja ia meneteskan air mata ketika melihat sosok serupa dirimu.

Tapi lagi-lagi, memang ia belum sanggup. Sama sekali belum.
Tempaan yang kemarin masih membuatnya terpekur lemah di kandang hidupnya.

Mah, ia terus terngiang kecup mesramu di kala tidur siang... Ia bisa merasakan wangi bekas asap rokokmu yang mengepul di ruangan.

Ia kehilangan wajah cantikmu yang penuh kerut tanda dimakan masa. Ia ingin melihat kulit putih bersihmu yang tidak selalu harum, tapi tetap memberi sejuta nyaman di hati.

Mah, ia terus mengingat saat ulang tahunmu, ia tidak bisa berhenti menghujani wajahmu dengan ciuman.
Mah, ia terus mengingat bagaimana ia selalu lahap makan yang merupakan buatanmu.
Mah, ia terus mengingat bagaimana ia selalu tertawa mendengar ceritamu saat orang lain mengabaikannya.
Mah, ia terus mengingat rasa haru yang menjalar saat ia tak melihatmu di sampingnya saat bangun tidur.
Mah, ia terus mengingat betapa ia pernah menangis separah itu dan kau tahu.
Mah...
Mah, ia terus mengingat kau yang selalu memanggilnya 'de..'
Mah...

Aku merindukanmu...

Ps : Mamah is the most beautiful girl in this world...

I love you, Mah...
And I miss you like crazy...

Selasa, 03 Agustus 2010

sedikit.

Ada beberapa pencerahan seperti...
*"Anak papa cantik banget..." Uhmm... *blushing*
*Hey, I met Noel. Finally.... Dengan beberapa ulasan-ulasan (yang pasti selalu ada, di Indonesia ataupun di Dubai).
*And met Kiki also. You know, they are just so nice.
*"Lo mau kenal sama tuhan? Tapi lo udah kenal apa belum sama diri lo sendiri."
*Ya, gue harap.
*Semakin yakin bahwa pintu kemenangan semakin dekat. Stay humble, V.
*I met him, heran, gak pernah terlihat buruk jalan sama dia. Heran.

Sedikit tentang mimpi.....

Nanti, beberapa tahun lagi, gue akan duduk santai di pendopo rumah kecil yang apik, hangat, sambil ketik-ketik tulisan...
Di Bali.
Hidup tenang, nyaman, dan damai.
Masak... Mengasah spiritual, buat pertunjukkan, latihan menari...
Malam penuh buku, film, beer, dan anjing kesayangan.
Hmm.. Atau Lombok juga bagus.
Mengajar, di sekolah dasar yang kecil, pantai, dan grocery.
Sendiri, senang, tanpa beban.
Jadi pembicara, buat seminar, matahari.
Random. But I want them.
Keluar, gaul sama ibu-ibu, jalan kaki sore hari cari inspirasi..
Ohhhhh........
Bayangin aja udah bikin hati bahagia...

Plus...
*Syukur-syukur dapat jodoh baik hati.

Sekarang gue beneran senyum...
:D

Senin, 02 Agustus 2010

Tuhan... I'm still here, standing at the sidewalk. In this middle of nite. And feel real bad.
Tuhan... Just this time.. Help me up. Aku bentuk paling kacau dari seluruh manusia yang ada.
Mau jerit-jerit tapi gak mungkin. Mau nangis jumpalitan, toh gak akan selesai.
Tuhan, did u understand this freaky lil girl... Please, I just wanted to be alone..
Tanpa pria manapun.
But what I shud do now is stop what I started.
Tuhan... I must be messed myself out..
Cud u please understand me... Aku cuma mau sendiri.. Rasanya lebih baik...
Tuhan... How can I be this bad. Masih berdiri di pinggiran jalan.. I dunno what I supposed do.
Aku benar-benar hilang...
Tuhan... Aku lebih kacau dari yang orang-orang pikir. Tuhan, aku masih di sini, belum bisa beranjak sama sekali..
Seharusnya gak ada yang bisa halangi aku buat pergi kecuali kesalahan goblok itu.. Buat manusia goblok.
Tuhan... Aku...