Senin, 09 Agustus 2010

hidup itu.

Hidup itu....
Di saat saya menyelipkan uang yang terbang ke tangan seorang pengemis tuna netra di pinggir jalan. Walaupun rasanya sakit, tapi itu harus dilakukan. Walaupun rasanya mau menangis, tapi toh saya tetap berjalan menyeimbangkan pikiran dan mata yang kadang tak mau sejalan.

Hidup itu....
Saat ada manusia yang datang, pergi, datang lagi, dan pergi lagi, dan lantas menghilang. Saat saya menangisi kebodohan saya sampai mereka bisa se-muak dan se-benci itu dengan diri ini.

Hidup itu....
Ketika saya tidak dapat merasakan apa-apa. Rasa apapun itu.

Hidup itu....
Saat dalam masa transisi status dan saya tidak dapat melangkah maju untuk hidup sendiri. Rasanya stuck.

Hidup itu....
Saat saya menghirup udara pagi dan yang ada hanya bau busuknya hidup.

Hidup itu....
Ketika 'ia' menceritakan betapa sifat mengalahnya adalah turunan dari ibunya.

Hidup itu....
Saat saya mau membunuh semua makhluk di dunia.

Hidup itu....
Ketika mereka datang menawarkan obat luka dan ternyata saya harus membelinya. Dengan harga yang sangat mahal.

Hidup itu....
Ketika saya kadang tersadar bahwa semuanya harus dinikmati sampai tetes terakhir tapi saya sebenarnya muak sekali dengan keadaan.

Hidup itu....
Ketika saya tersenyum padahal hati menjerit tertahan.

Hidup itu....
Saat saya memaksakan diri hidup di atas kaki sendiri tanpa bantuan dan pegangan apapun.

Hidup itu....
Saat saya bersiap tidur tetapi mimpi buruk sudah dimulai sebelum lelap.

Hidup itu....
Kehilangan mereka. Kehilangan diri saya sendiri.

Hidup itu....
Saat saya mengharapkan keajaiban terjadi.

Hidup itu....
Ketika saya memaksakan seluruh kehendak dan bukannya tuntutan.

Hidup itu....
Terduduk dan diam dalam doa.

Hidup itu....
Entahlah....

Masih banyak sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar