Kamis, 28 April 2011

Kesehatan saya menurun drastis. Saya akui, beberapa waktu belakangan ini memang menguras pikiran dan tenaga. Kadang, saya merasa bahwa jiwa ini sudah tidak saya kuasai lagi.
Saya banyak diam. Saya kali ini menyalahkan. Dan semakin saya memikirkannya, maka semakin pula kepala ini.
Rasanya di dalam diri saya, tersimpan jutaan bom waktu yang siap meledak.
Saya dirundung duka. Lebih parahnya, saya tidak bisa berlari ke manapun.
Kuliah saya mulai berantakan.

Minggu, 24 April 2011

Pernah ada yang merasa amat ketakutan? Saya merasakannya sekarang. Rasa ketakutan saya lebih dalam dari kehilangan orang yang saya anggap penting di dalam hidup.
Saya bergetar tak menentu membayangkan bahwa nyawa saya dan yang lainnya ditentukan oleh manusia-manusia sialan.
Saya berubah banyak. Saya menjadi benar-benar ketakutan akan kesendirian. Saya tidak mau di rumah sendiri. Saya mau ada yang menemani. Kata-kata orang lain belum bisa menenangkan saya.
Saya benar-benar hancur saat ini.
Hancur yang dalam arti sebenarnya...

Senin, 18 April 2011

berdiam dalam diam. dicekam sepi.
mungkin sebentar lagi saya akan terbang, membias bumi menuju wahana lain di mana hanya akan ada saya, kewarasan saya, dan tuhan saya.

yang namanya menyakitkan bahwa kenyataan-kenyataan tidak membuat saya semakin kuat dan hebat. saya cukup dianiaya detik. membuat saya semakin kerdil di mata bathin saya sendiri.

di mana bisa saya temukan temuan dan formula baru untuk lari sekencang mungkin, beradu nafas dengan jam dan tempat.

di mana saya berpijak, yang tak saya rasakan lagi tubuh saya menapakkan diri di alam lain.

semuanya bermula dan berakhir.

Sabtu, 09 April 2011

Hai. Aku begitu merindukanmu. Rasa rindu ini membawaku ke taraf menginginkanmu.
Aku ingin kamu di sini, bersamaku memadu kasih.
Entah, tapi hari ini terasa begitu sepi. Pikiranku jadi semakin liar. Aku ingin disentuh. Aku ingin kamu masuk ke dalam tubuhku.

Kamu hanya diam. Seolah aku tidak nampak nyata. Kau sibuk sendiri. Dengan dunia yang lebih menarik untuk digauli.

Hai. Aku masih di sini untukmu. Ya... Walaupun kita sangat berseberangan. Aku sudah mencoba selalu ada disaat kamu butuh.
Walaupun kamu tetap sibuk dengan duniamu.

Aku hanya bisa diam.

Hai. Cinta itu tidak pernah hadir di antara kita. Akui saja. Sekarang aku lelah berlari. Apalagi menanti.

Jumat, 08 April 2011

Pertemuan kedua.
Rasa yang muncul sejak pertama kali kita berjumpa masih saja ada. Ia bertumbuh sekarang.
Tapi kamu terlihat tidak peduli. Kamu bahkan tidak mengirimkan pesan. Ya, kamu lelah. Tapi apa arti 1 jam pertemuan hari ini dibanding puluhan jam yang tersita hanya untuk pekerjaanmu, pekerjaanmu, dan pekerjaanmu.
0,25 % itu masih milikku. Dan aku tetap menikmatinya. Menikmati setiap kata yang keluar dari mulutmu.
Ya, mulutmu. Mulutmu yang jarang sekali megatakan kata-kata mutiara selain 'I Love You' yang acapkali ku dengar. Mulutmu yang haus akan mulutku.
(Aku baru melihat kamu 'muncul' dan bahkan tidak memanggilku, mengatakan bahwa aku terlihat cantik hari ini. Betapa besar usahaku yang harusnya kau hargai)
Well ya terima kasih.

Sampai jumpa di pertemuan ketiga.

Aku masih akan terus mengingat dan terus... Mengingatnya.

Minggu, 03 April 2011

rasanya sampai tidak bisa menangis lagi. rasanya sampai mendengar lagu paling sedihpun, sudah tidak ada rasanya sama sekali. bagus, saya suka mati rasa. saya puas sekarang.

dan yak, hujan sekarang turun deras sekali.
mungkin benar adanya jika ketika saya lulus nanti, saya akan ikut misi perdamaian.

meninggalkan semua hal di sini. memilah mana saja yang harus dibuang ke tempat pembuangan akhir.

jangan menangis, jangan menangis. kuatkan hati, kuatkan diri.

Sabtu, 02 April 2011

Sepi dan sedih sekali. Saya masih menerka, berapa lama lagi waktunya sampai saya siap dihadiahi tuhan. Sampai saya siap, harusnya.
Saya baru menutup mata dan mengatakan semua hal baik yang saya inginkan. Semoga bumi menerimanya.

Saat ini, saya hanya terlalu takut akan kesepian. Saya mau punya kekasih.