Minggu, 15 Agustus 2010

klik

Baru mendapatkan telepon masuk yang begini bunyinya... Hmm... Sebelumnya, berdurasi lebih kurang 30 menit di mana hanya 3 detik saya berbicara.

"Kamu tidak tahu saya sedih banget. Kamu lupa semuanya. Kalau kamu tidak bisa cinta saya lagi seperti dulu, tapi at least kita bisa jadi teman. Kamu kenapa tidak bisa maafkan saya, padahal dulu saat kamu datang ke tempat saya, kamu tidak pernah lihat ada wanita lain atau apapun itu. Kamu juga manusia biasa, seharusnya kamu bisa maafkan saya. Dulu, saya ada masalah, satu tahun saya tetap cari kamu. Dari dulu sampai sekarang, kalau mau, saya bisa cari wanita lain yang cantik dan tinggi seperti kamu. Saya bisa, tapi rasa cinta saya tidak akan sebesar itu seperti saya mencintai kamu. Saya ingat dulu saya di Palembang, saya hanya 2 bulan bersama pacar saya dan saya datang ke sini, saya bertemu kamu, saya cinta kamu tidak seperti saya mencintai dia.
Apa yang salah dengan kamu, saya tidak tahu. Saya sama sekali tidak mengerti. Please, saya sedih banget. Saya cuma ingin bertemu kamu.
Saya ingat betapa kamu manis sekali di restaurant tempat di mana kita pertama bertemu. Saya sakit sekali. Kamu tahu saya cinta kamu. Saya sedih. Kenapa kamu tidak mau melihat saya lagi..."

"Uhm... Oka..."

"Kenapa kemarin saya mau bicara sama kakak kamu adalah supaya dia bisa bantu saya untuk buka hati kamu lagi. Saya gak mengerti lagi. Bukan, bukan karena ada maksud apapun, saya cuma mau kamu bisa cinta saya lagi. Saya bingung sekali. Saya cuma mau kamu tahu betapa saya tidak bisa melupakan kamu. Kenapa selama ini saya selalu terus menerus menghubungi kamu adalah karena saya mau mengembalikan perasaan yang sudah hilang dari diri kamu. Tapi mana? Kamu bahkan tidak pernah coba mencari saya, mengirimkan saya pesan singkat, atau apapun itu."

........

"Kenapa kamu diam. Apa yang sekarang mau kamu ucapkan kepada saya."

........

........

"Saya tidak tahu harus bicara apa."

"Kamu sudah besar, saya kenal kamu sejak kamu masih 15 tahun. Coba, sudah berapa lama kita kenal. Pasti kamu lupa. Pasti kamu lupa kan. Saya kenal siapa kamu. Kenapa sekarang kamu berubah terhadap saya..."

........

"Saya sudah tidak tahu harus bicara apa lagi..."

"Saya juga..."

.........

"Bisa saya hubungi kamu 10 menit lagi...."

......... "Okay..."

Klik.

Saya membathin, bukan ini yang saya mau.
Ah, kepala saya sakit.
Lagi.
Dan saya berhenti berpikir.
Hanya menulis. Tanpa menelepon kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar