Sabtu, 12 Juni 2010

edge of desire

Sekarang. Teh di depanku kubiarkan menguap dan mendinginkan dirinya sendiri. Aku berkutat pada asap, kata-kata yang penuh di kepalaku, dan beberapa lagu yang masuk langsung ke hati ini. Rasanya aku hampir menyerah. Sedari tadi, aku membiarkan mataku basah berkaca-kaca. Aku tak sanggup. Setiap kata, setiap apapun itu, selalu membuatnya kembali ke dalam memori.
Baru aku buka dan melihat dengan jelas.
Kata-katanya.
"...yas ot tahw onnud"
Aku biarkan kamu dengan tidak adanya persediaan ucapan. Karena aku juga. Aku berantakan.
Atau mungkin kadang tidak dibutuhkan kata-kata untuk memperbaiki hal rusak. Atau apa?

Jam 4 subuh tadi.
Aku terbangun dengan televisi yang memandangiku, lama sekali. Entah dari kapan ia melakukan hal kriminal itu.
Aku melihat ke arah ponselku dan memegangnya. Menekan tombol-tombol putih dan 'clap', terpampang kata-kata itu.
Seketika aku siap menangis. Yang aku ingat, kutarik selimut biruku sampai menenggelamkan badanku. Aku serasa lari mencari persembunyian dari badai katrina.
Masih menggenggam ponselku dan 'clap'. Hidupku mati.

Banyak hal berputar. Aku mau teriak, aku mau menangis, aku mau muntah darah, aku mau berbaring dan meneriakkan namanya, aku mau berlari, aku mau dihempas dari muka dunia, aku mau berteriak, aku mau berteriak. Aku hanya mau berteriak.
Tapi toh aku hanya diam. Aku menyesap kata-kata terakhirnya yang seperti pelari melihat ke arah tulisan 'finish' di depan matanya, tapi ia hanya diam.
Aku kacau.

Dulu, kamu tidak perlu bicara sepatah kata pun dan semua baik-baik saja. Karena ada kamu.

Sekarang, air mataku siap jatuh. Aku tahan sekuat tenaga. Aku tak mau orang lain melihatku lemah.

Sekarang, aku berpura-pura menikmati lagu di telingaku dan sedikit menggoyangkan kepalaku.
Tidak. Aku mau menangis lagi...

Aku selesai. Aku mengkerut seperti kurcaci.
Aku belum mau selesai.
Tapi kamu menginginkannya. Begitu menginginkannya.
Kamu selalu begitu.
Datang dan membunuhku.

Aku menangis lagi..
Untuk yang kesekian kali hari ini.
Aku mau ini yang terakhir.
Aku selesai.

Es-e-el-e-es-a-i.

Aku harus berhenti menangis...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar