Jumat, 30 April 2010

D. E. S. T. I. N. Y

Saya tak sabar berbagi sedikit...

Namanya B. Saya memanggilnya B (Bi). Pria dewasa yang mapan luar biasa. Yang tampannya jangan ditanya. Yang hidupnya bahagia (lagi!) luar biasa!
Dia, sebenarnya saya juga bingung mesti memberi label apa pada dirinya. Teman? Sahabat? Atau apa? Rasanya dia tidak masuk dalam kategori apapun, tapi tetap dia adalah manusia yang spesial untuk saya.
Kami bertemu sekitar ya... Lebih kurang 3 tahun lalu. Proses kenalan kami pun aneh bin ajaib dan saya terlalu malu menceritakannya.
Tapi dari sanalah kami berangkat menggali diri masing-masing. Saya kenal dia seutuhnya. Seutuh-utuhnya.
Kami bertemu beberapa kali. Dia mengunjungi saya, saya pun mengunjunginya. Kami biasa datang ke venue masing-masing ataupun singgah di coffee shop terbaik. Sama seperti dirinya. Terbaik.
Inilah hubungan dua manusia yang sempurna. Setelahnya, kami selalu vakum bertemu. Tapi perasaan kami selalu sama-sama kuat. Atau hampir selalu, saya juga kurang pasti.
Yang pasti adalah, dia ada saat saya menangis. Entah tiba-tiba menghubungi saya atau apa. Fyi, kami jarang sekali bertemu dan berkomunikasi.
Dia yang ada meyakinkan saya bahwa semua akan baik-baik saja. Dia ada dan selalu bilang bahwa waktu saya masih banyak sekali, saya masih sangat muda, akan ada banyak kejutan di dalam hidup, untuk saya.
Dia yang selalu bilang, sayalah satu-satunya yang tahu siapa dia. Dia bilang saya adalah wanita baik-baik dan akan mendapatkan yang terbaik juga.
Aneh. Banyak yang ganjil ya.
Di satu sisi, kami tidak pernah sekalipun melakukan kontak fisik secara mendalam. Sepertinya sudah ada yang mengatur ini semua. Dan tidak sekalipun kami ada di fase itu.
Mungkin ini yang orang sebut takdir.
Sudah ada yang mengatur.
Dan saya bersyukur karenanya.
Kami sebagai 'apapun-itu-saya-tak-peduli', membuat suatu kisah yang pantas sekali dikenang sampai nanti saya jadi nenek-nenek.
Yang saya tahu, B adalah manusia baik yang tuhan kenalkan pada saya untuk menyadarkan diri ini bahwa di luar sana, masih ada rasa sayang untuk saya. Sedikit kenyamanan untuk saya yang kadang labil sekali.
Saya tiba-tiba rindu tawanya...
Tiba-tiba rindu 'Heh,jelek lagi di mana!'
Tiba-tiba rindu 'Dear, everything will be fine. Sooner you'll smile again...'
Tiba-tiba rindu padanya..
Padahal, detik ini saya tidak tahu dia di mana, sedang apa, bersama siapa. Dan mungkin saya tak mau tahu.
Tapi, saya selalu mendoakannya. Agar selalu baik.
Tiba-tiba, saya merindukannya...
Dan ingin dia bahagia...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar