Senin, 08 Maret 2010

hari ini adalah 'anjing-makan-tai'

Ketika saya akan mulai menulis,memceritakan, dan membicarakan tentang hidup saya, ibu saya, keluarga saya, saya jadi sadar bahwa saya menjadi lebih lemah dan lemas.
Power saya sebagai seorang manusia hilang dalam sekejap mata.
Ketika ada kejadian paling buruk (seperti hari ini,dan, maaf saya terlalu hancur untuk menceritakannya), saya coba untuk berbagi rasa dengan orang yang (saya pikir) bisa saya percaya. Tapi nyatanya tidak.
Ketika saya menceritakan siapa ibu saya sebenarnya, mereka memalsukan diri menjadi ciptaan tuhan yang baik hati.

Sekarang saya tahu, saya banyak berjuang. Berjuang untuk berpura-pura bahwa saya tidak akan mati bunuh diri. Saya banyak berjuang menyembunyikan remahan hati yang remuk ini, bahkan secara pribadi.
Saya lupa aspek asertif dalam monolog.

Hari ini saya benar-benar tidak bisa mengasihani diri sendiri, karena batasnya saja sudah saya lampaui.
Saya bingung sekarang berada di mana.
Benar, saya selalu membuat tanda senyum di bibir, wajah ceria.
Padahal saya buta akan artinya.
Saya sudah mencapai batas 'tidak-bisa-mentoleransikan' apa yang sudah terjadi.
Saya kehilangan batas kesadaran.
Saya kehilangan siapa diri saya sebenarnya.

Terima kasih tuhan,untuk hari yang hancur lebur asal-asalan.
Saya butuh tidur.
Dan tidak ingin bangun lagi.
Selamanya.

Ps : saya tidak membayangkan surga itu indah. Saya terlalu menikmati neraka. Sampai-sampai saya kecanduan.
Saya tidak bisa lepas dan lari.
Saya mau dan tidak mau mati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar