Selasa, 18 Oktober 2011

Belakangan, saya tidak berhenti bermimpi. Tapi disetiap mimpinya, semua hal terasa terlalu nyata. Saya tahu bagaimana rasanya jika mimpi saya menyedihkan sekalipun, saya bisa merasakan setiap sel di tubuh ini. Saya tertawa lepas.

Dan baru beberapa menit yang lalu, saya terhenyak.

Dan mulai menyadari...

Tempat tidur itu.
Kamar mandinya.
Setiap jengkal di ubin yang dilewati.
Foto-foto yang tersembunyi.
Kenangan yang membuat saya mati.
Memori yang membuat saya nyeri.

Itu semua menjadi semakin nyata.



"There's a boy I know... And he loves her so... I'm not that girl... He could be that boy... But I'm not that girl..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar