Tuhan, hari baru. Aku sedang berada di dalam busway. Jadi berpikir betapa hebatnya punya Blackberry, di samping... Ya, kau pasti tahu maksudku.
Pagi ini, perasaanku sedikit terganggu. Tapi hilang sih dalam hitungan menit. Tuhan, pastikan padaku, ada porsi bahagia yang akan jadi milikku.
Banyak sekali kata-kata yang berputar saat ini.
Apalagi pertanyaan.
Mengapa begini, mengapa begitu, mengapa jadinya harus seperti ini dan seperti itu. Tuhan, aku hanya mau sedikit tenang.
Sepertinya sedikit mengerikan bahwa perasaanku hancur berantakan hanya karena perkara maaf.
Bisa ya ada orang yang begitu kerasnya. Kali itu, pure, murni, semua salahku.
Tapi apa bisa hanya dengan menyesali, aku akan jauh lebih baik. Sepertinya tidak.
Perasaanku. Perasaanku terlalu besar.
Selalu salahku. Terlalu total memberikan semuanya.
Terlalu.
Tapi rasanya 'iya banget' kalau semua hal yang 'terlalu' bisa membunuh.
Terlalu kaya.
Terlalu cantik.
Terlalu pintar.
Terlalu cinta.
Oke, yang terakhir mari kita coret ramai-ramai.
Tuhan, bukannya aku skeptis.
Aku cuma sudah melakukan sebatas aku mampu. Minta maaf. Berjanji. Dan melakukan. Tapi tak ada yang mau melihat.
Menangis malam itu, rasanya cukup sekali. Cukup secukup-cukupnya.
Aduh, kepalaku berputar hanya karena kata 'cukup'.
Tuhan, ini hari pertama midexam. Sama sekali tidak punya keyakinan apa-apa.
Oh ya, tuhan. Aku mau berterima kasih kepada semua yang membantuku melewati hari kemarin.
Tapi, enaknya bagaimana ya.
Yang masih belajar menyukai hari senin,
Yours
Tidak ada komentar:
Posting Komentar