Mengingatkanku akan hari ini yang telah silam
Petang membawa sejuta suram melayang di udara...
Sorak sorai lampu jalanan mentertawakan tangisku
Layaknya tak peduli, sang diam terus acuh
Aku bukan lagi anak kecil...
yang melenggang tak ada perasaan dan tertawa-tawa tak ada malu di jalan sesak
Yang dapat ditinggal dan tak dirasakan lagi si perasaan di dada ini...
Ini adalah akhir dari kita
Yang padahal ingin ku ulang tapi tetap saja harus ku lawan ego ku sendiri...
Walaupun hati benar-benar tak sudi alihkan pandang..
Di mana kau?
Lihat aku, pandang aku yang bersimbah tangis darah.
Bukankah ini yang terbaik?
Tapi bukan ini yang ku mau!
Aku sudah tak peduli dogma...
Aku sudah hampir membeku.
Kembalilah sayangku....
Tak sangggup aku di sini meratapi diri.
Kembali...
Petang membawa sejuta suram melayang di udara...
Sorak sorai lampu jalanan mentertawakan tangisku
Layaknya tak peduli, sang diam terus acuh
Aku bukan lagi anak kecil...
yang melenggang tak ada perasaan dan tertawa-tawa tak ada malu di jalan sesak
Yang dapat ditinggal dan tak dirasakan lagi si perasaan di dada ini...
Ini adalah akhir dari kita
Yang padahal ingin ku ulang tapi tetap saja harus ku lawan ego ku sendiri...
Walaupun hati benar-benar tak sudi alihkan pandang..
Di mana kau?
Lihat aku, pandang aku yang bersimbah tangis darah.
Bukankah ini yang terbaik?
Tapi bukan ini yang ku mau!
Aku sudah tak peduli dogma...
Aku sudah hampir membeku.
Kembalilah sayangku....
Tak sangggup aku di sini meratapi diri.
Kembali...
_Luckystin.Verina_
PAGI, kurasakan dingin yang menyeruak masuk ke sumsum tulangku dan nyeri itu pertanda kepergianmu.
masih PAGI, ketika akan kutuangkan secangkir kopi hangat dan kau sudah menghilang.
PAGI juga, saat akan ku kecup kedua matamu tapi tak terasa kehangatannya.
dan PAGI, haruskah aku rela saat dirimu pergi saat aku terngiang wangi yang menderu dalam aroma tubuhmu?
(Untuk seseorang yang 'kadang' hanya ada dalam bayangan. Ayahku, Sastra Dimulia)
_Luckystin. Verina_
K.E.M.A.R.I.N.
kemarin adalah masa sekarang yang masih terkenang disaat kau tumpahkan air mata ini dan rasa sakitnya masih terasa.
kemarin adalah saat kau kecup bibirku dan masih membuatnya bisu terhadap orang lain hingga kini.
kemarin adalah detik penuh emosi saat kau genggam erat tangan dan emosiku yang sampai detik ini terus dipermainkan logikaku sendiri.
hari yang lalu.
tapi semua akan tetap di sini,
K.E.M.A.R.I.N.kemarin adalah hari di mana kita tidur bersama, tubuh dan peluh menyatu, yang sekarang masih tersisa pertanyaan "masih cinta kah kau padaku?"
kemarin adalah detik penuh emosi saat kau genggam erat tangan dan emosiku yang sampai detik ini terus dipermainkan logikaku sendiri.
kemarin adalah kemarin.
hari yang lalu.
tapi semua akan tetap di sini,
walaupun ada serpihannya yang hilang.
_Luckystin. Verina_
CAHAYA MEREDUP,
ADAKAH ANGIN MENDENGAR
MENDENGAR AMARAH YANG HAMPIR NYATA...
CERMIN BERKEPING,
HANCUR DAN BAYANGAN TERHINA.
ADA TERANG DI SAAT BUTA?
LUKA NYA SUDAH TERAMAT DALAM
YANG SUDAH ENGGAN TUK TERSENTUH APA JUA
MEMAR TAK TERTAHAN, BIRU LEBAM DI SEKITAR HATI
KALAU JADI CAHAYA,TENTU TAK SUDI MEREDUP
KALAU JADI CERMIN, TAK UBAH AKAN UTUH.
TAK SEPERTI HARI INI,
MELIHATNYA TERCABIK ANJING GILA YANG MELOLONG PANJANG DI KESUNYIAN MALAM TAK BERSELIMUT HANGAT.
OOOOHHH,ADAKAH DIA TEMUKAN DALANGNYA?
JANGAN MARAH PADAKU.
_Luckystin.Verina_
Hari,mengapa harus mengganti?
Doa tak ku putus dari bibir untuk hati.
Hari, mengapa berputar dan tak kembali?
Lantas apa yang kau kejar?
Lantas,apa yang kau raih?
Bukan raasa pedih ini.ADAKAH ANGIN MENDENGAR
MENDENGAR AMARAH YANG HAMPIR NYATA...
CERMIN BERKEPING,
HANCUR DAN BAYANGAN TERHINA.
ADA TERANG DI SAAT BUTA?
LUKA NYA SUDAH TERAMAT DALAM
YANG SUDAH ENGGAN TUK TERSENTUH APA JUA
MEMAR TAK TERTAHAN, BIRU LEBAM DI SEKITAR HATI
KALAU JADI CAHAYA,TENTU TAK SUDI MEREDUP
KALAU JADI CERMIN, TAK UBAH AKAN UTUH.
TAK SEPERTI HARI INI,
MELIHATNYA TERCABIK ANJING GILA YANG MELOLONG PANJANG DI KESUNYIAN MALAM TAK BERSELIMUT HANGAT.
OOOOHHH,ADAKAH DIA TEMUKAN DALANGNYA?
JANGAN MARAH PADAKU.
_Luckystin.Verina_
Hari,mengapa harus mengganti?
Doa tak ku putus dari bibir untuk hati.
Hari, mengapa berputar dan tak kembali?
Lantas apa yang kau kejar?
Lantas,apa yang kau raih?
Sudah ribuan tanya ku untai pada Khalik.
Apa mungkin yang ku rasa telah hilang akan datang lagi mengusap pedih?
_Luckystin. Verina_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar